https://ejournal-pusdiklat.bmkg.go.id/index.php/climago/issue/feedJurnal Widya Climago2025-04-30T02:27:51+00:00Nurhidayat, ST, M.Scaldinaqis@gmail.comOpen Journal Systems<p>Jurnal Widya Climago merupakan sarana publikasi bagi para Widyaiswara / Peneliti / Dosen dan penggiat karya tulis ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Jurnal ini terdaftar di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Terbit dua kali dalam setahun, bulan Mei dan November. Dengan cakupan tulisan terdiri dari Pelatihan, Pendidikan, Sumber Daya Manusia, dan teknis Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara, dan Geofisika.</p>https://ejournal-pusdiklat.bmkg.go.id/index.php/climago/article/view/132Pengaruh El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Madden-Julian Oscillation (MJO) Terhadap FREKUENsi Siklon Tropis di Indonesia Pada Periode Angin Monsun Baratan2024-11-07T10:05:55+00:00yakubos samoriayakubossamoria18@gmail.com<p>Siklon tropis sudah banyak terjadi di wilayah Indonesia dan sekitarnya, dimana siklon tropis memberikan dampak yang signifikan terhadap situasi atmosfer di wilayah yang dilaluinya. Siklon tropis sendiri telah banyak terjadi di wilayah Indonesia khususnya selama periode angin monsun baratan. <em>El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Madden-Julian Oscillation (MJO) </em>merupakan faktor yang memodulasi siklon tropis. Tidak semua siklon tropis yang terjadi selama periode angin monsun baratan di dampingi oleh periode ENSO dan MJO yang sama. Sehingga, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar keberadaan ENSO dan MJO mempengaruhi eksistensi siklon tropis yang terjadi selama periode angin monsun baratan di wilayah Indonesia. Berdasarkan data siklon tropis selama periode 1989-2018 telah terjadi sebanyak 363 kali kejadian siklon tropis dengan batasan wilayah penelitian 90<sup>0</sup> BT – 160<sup>0</sup> BT dan 20<sup>0</sup> LU – 20<sup>0</sup> LS terdapat 169 kejadian siklon di bumi bagian selatan (BBS) dan 194 kejadian di bumi bagian utara (BBU). Pengelompokan siklon tropis di lakukan sebagai metode untuk mengetahui seberapa besar eksistensi siklon tropis yang terjadi sebagai pengaruh dari keberadaan ENSO dan MJO pada saat terjadinya siklon tropis tersebut. Pada penelitian ini di dapatkan hasil bahwa siklon tropis di BBU wilayah Indonesia lebih banyak terjadi pada periode ENSO (El Nino dan La Nina) yang di saat bersamaan MJO aktif dibandingkan pada periode ENSO yang terjadi tidak bersamaan dengan MJO aktif. Sedangkan pada wilayah BBS wilayah Indonesia siklon tropis lebih dominan terjadi jika ada fenomena La Nina berdampingan pada setiap periode MJO dibandingkan pada periode El Nino berdampingan pada setiap periode MJO.</p>2025-04-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 yakubos samoriahttps://ejournal-pusdiklat.bmkg.go.id/index.php/climago/article/view/163PENGARUH INDIAN OCEAN DIPOLE (IOD) TERHADAP SEBARAN POLA ANGIN DI BANDARA DEPATI AMIR PANGKALPINANG2025-04-30T02:27:51+00:00Muhamad Bais Ridwanbaisridwan@gmail.com<p>Hasil investigasi KNKT mengatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi kecelakaan penerbangan adalah faktor manusia, teknis, lingkungan (<em>environment</em>), dan fasilitas. Kondisi angin permukaan di landasan pacu merupakan salah satu aspek meteorologi yang kritis untuk keselamatan penerbangan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pola sebaran angin permukaan selama fase <em>Indian Ocean Dipole</em> (IOD) serta mengurangi potensi kecelakaan pesawat di Bandara Depati Amir - Pangkalpinang. IOD sendiri merupakan fenomena cuaca di Samudera Hindia yang mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah sekitarnya. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode <em>windrose </em>dengan data angin permukaan tahun 2011 hingga 2020 menunjukkan bahwa tiap fase IOD mempunyai dampak yang berbeda-beda terhadap distribusi pola angin di Bandara Depati Amir. IOD Positif cenderung menyebabkan adanya kenaikan prosentase kecepatan angin hingga 13,7% dari reratanya meskipun arah angin dominan cenderung sama dengan reratanya. IOD Netral cenderung menyebabkan penurunan prosentase kecepatan angin dari reratanya meskipun arah angin dominan cenderung mempunyai pola serupa dengan reratanya. Sedangkan IOD Negatif menyebabkan adanya pergeserah arah angin dominan di Bandara Depati Amir sebesar 45<sup>o</sup> – 90<sup>o</sup> berlawanan arah jarum jam daripada reratanya. Selain itu, IOD Negatif juga menyebabkan penurunan prosentase kecepatan angin di semua kategori kecepatan angin hingga 32,7%.</p>2025-04-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Muhamad Bais Ridwan https://ejournal-pusdiklat.bmkg.go.id/index.php/climago/article/view/129DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI DI PULAU JAWA DI MASA MENDATANG2024-11-07T07:02:06+00:00Leni Nazarudinleni.trisna72@gmail.com<p>Menggunakan data proyeksi iklim keluaran ensembel model dari Project CORDEX-SEA (Coordinated Regional Climate Downscaling Experiment-South East Asia) berbasis grid (25 km x 25 km) di Pulau Jawa (205 grid), dilakukan simulasi pertumbuhan dan produksi tanaman padi menggunakan model AquaCrop FAO (AquaCrop64bit versi 5.0). Data proyeksi iklim merupakan ensemble dari 6 model yaitu : CNRM-CM5, CSIRO-MK3.6, EC-EARTH, GFDL-ESM2M, IPSL dan MPI-ESM-MR yang terdiri dari periode 30 tahun data yaitu data historis periode 1976-2005, data skenario RCP4.5 periode 2020-2049 dan data skenario RCP8.5 periode 2020-2049 berupa data harian curah hujan, suhu maksimum, suhu rata-rata dan suhu minimum. Simulasi AquaCrop menggunakan variabel data iklim dan tekstur tanah dengan sumber irigasi dari air hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap produktivitas padi di Pulau Jawa di masa mendatang yaitu perubahan produktivitas padi di Pulau Jawa periode near future (2020-2049) terhadap periode historis (1976-2005) menggunakan skenario RCP4.5 dan RCP8.5 di bulan-bulan musim hujan, musim kemarau dan peralihan musim. Perubahan iklim berdampak meningkatkan produktivitas padi 0-30% pada bulan-bulan musim hujan di seluruh Pulau Jawa dan pada bulan-bulan musim kemarau berdampak menurunkan produktivitas padi 60-90% dengan skenario emisi tinggi (RCP8.5) di wilayah sentra produksi padi di wilayah pantai utara Jawa Barat, Jawa Tengah dan sentra produksi padi di Jawa Timur. Kondisi ini dapat mengancam ketahanan pangan nasional di masa mendatang.</p>2025-04-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Leni Nazarudinhttps://ejournal-pusdiklat.bmkg.go.id/index.php/climago/article/view/131UJI KORELASI PARAMETER INDEKS RASON TERHADAP PEMBENTUKAN PETIR DI KEPULAUAN TANIMBAR2024-11-07T10:09:45+00:00Indra Prawiro Adiredjosatinbrada@gmail.com<p>Beberapa praktisi meteorologi telah menggunakan teknik pembelajaran mesin untuk memprediksi kondisi cuaca yang buruk, terutama kejadian petir. Data udara atas, yang diperoleh melalui pengukuran radiosonde, sering digunakan untuk melatih model pembelajaran mesin karena kemampuannya untuk menangkap ketidakstabilan atmosfer. Meskipun penggunaannya umum, prediksi petir berbasis radiosonde biasanya memiliki jendela validitas selama 6-12 jam. Namun, pembentukan awan cumulonimbus di daerah tropis, sumber utama petir, biasanya berlangsung antara 30 menit hingga 1-2 jam per fase, memunculkan keraguan akan efektivitas data radiosonde untuk prediksi jangka panjang. Selain itu, variasi pola atmosfer lokal menyebabkan penggunaan parameter indeks radiosonde yang tidak seragam di berbagai wilayah. Memahami hubungan antara parameter-parameter ini dan kejadian petir sangat penting untuk analisis termodinamika atmosfer dan pengembangan model prediksi khusus wilayah. Studi ini menguji korelasi antara parameter indeks radiosonde di Kepulauan Tanimbar dan kejadian petir dari awan cumulonimbus, menggunakan indeks seperti KI, LI, SI, TT, CAPE, dan CIN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberlangsungan indeks tidak selalu berkorelasi secara konsisten dengan pembentukan petir, dengan periode validitas yang berbeda diamati untuk 3 dan 6 jam ke depan. Parameter indeks rason berupa SI, KI, dan TT hanya valid untuk prediksi 3 jam ke depan pada periode bulan Maret-April-Mei, sementara hanya KI yang mempertahankan validitas untuk kedua 3 dan 6 jam ke depan pada waktu-waktu tertentu.</p>2025-04-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Indra Prawiro Adiredjohttps://ejournal-pusdiklat.bmkg.go.id/index.php/climago/article/view/44Persepsi Peserta terhadap Penggunaan Media Kahoot Sebagai Penutup Pembelajaran, Studi Kasus: Mata Pelatihan Akuntabilitas Latsar CPNS Golongan III Tahun 20202021-05-18T01:16:05+00:00Arisman Arismanarisman1012@gmail.comAchmad Supandisupandimmsi@gmail.com<p>Penggunaan media alat bantu dalam proses pembelajaran perlu dilakukan dalam upaya untuk mengukur capaian keberhasilan pembelajaran peserta pelatihan. <em>Kahoot</em> sebagai salah satu aplikasi yang populer dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran salah satunya sebagai penutup pembelajaran. Review pembelajaran menggunakan aplikasi <em>Kahoot</em> pada pembelajaran Mata Pelatihan Akuntabilitas Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2020 telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan secara umum peserta terbantu dalam mendapatkan gambaran umum pembelajaran (97% peserta), peningkatan semangat dan motivasi belajar (98%), dan merangsang rasa ingin tahu tentang materinya (96%), responden juga menyatakan senang menggunakan kahoot (>80%), sebanyak 98 % responden mempunyai persepsi setuju Kahoot berperan dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir dan mengambil keputusan cepat.</p>2025-04-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Arisman Arisman, Achmad Supandi