Isi Artikel Utama

Abstrak

Pada tanggal 03 Maret 2020 telah terjadi erupsi Gunung Merapi dengan ketinggian abu vulkanik 6000 m di atas puncak gunung. Sebaran abu vulkanik gunung berapi terutama Gunung Merapi dapat menyebabkan berbagai kerugian, mulai dari terganggunya arus lalu lintas udara, tanaman mati, hingga terjadinya gangguan kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran abu vulkanik (SO2), perbandingan konsentrasi SO2 sebelum dan sesudah erupsi, serta hubungannya dengan nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Penelitian ini menggunakan metode Two Bands Split Windows (TBWS). Metode ini merupakan metode yang menggunakan teknik pemanfaatan dua kanal pada saluran inframerah dari citra satelit Himawari-8 yaitu saluran IR (10,8 μm) dan I2 (12,0 μm) untuk menghitung nilai Brightness Temperature Difference (BTD). Penelitian ini juga menggunakan metode kuantitatif yaitu pada pengukuran Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dengan mengkonversi satuan ke mikrogram/meter3. Tidak hanya itu juga, penelitian ini juga mengomparatif data spasial antara data Himawari-8 dengan VAAC Darwin yang selanjutnya divalidasi persebaran SO2 dengan nilai ISPU. Hasil menunjukkan bahwa arah persebaran abu vulkanik erupsi Gunung Merapi dominan ke arah Kabupaten Sleman dan Boyolali dengan nilai ISPU tertinggi mencapai nilai 291 di Kabupaten Boyolali dan di Kabupaten Sleman mencapai nilai 209. Skala tersebut termasuk ke dalam kategori sangat tidak sehat sehingga dapat meningkatkan risiko kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.

Kata Kunci

Erupsi, SO2, Two Bands Split Windows, ISPU Erupsi SO2 Two Bands Split Windows ISPU Eruption, SO2, Two Bands Split Windows, ISPU

Rincian Artikel