Isi Artikel Utama

Abstrak

Untuk mendeteksi efek pulau panas perkotaan (urban heat island effect) di Pekanbaru dan untuk  mengidentifikasi perubahan iklim dilakukan pengolahan data suhu harian Stasiun Meteorologi Pekanbaru yang berada wilayah perkotaan (urban) dan data Stasiun Meteorologi Japura Rengat yang  berada di wilayah rural dari tahun 1982-2010 (29 tahun) meliputi: suhu minimum, suhu jam 07.00 WIB, suhu jam 13.00 WIB, suhu maksimum dan suhu jam 18.00 WIB  dari tahun 1982-2010 (29 tahun).  Dilakukan perhitungan trend DTR (Diurnal Temperature Range = Tmaximum - Tminimum) harian, rata-rata bulanan, tahunan dan 10 tahunan (dekadal).    Efek pulau panas perkotaan atau urban heat island effect (UHIE) telah terjadi di Pekanbaru.  Beberapa indikasinya adalah:  penurunan DTR rata-rata tahunan di pekanbaru yang signifikan sebesar 3.2°C per 100 tahun yang tidak terjadi di Japura Rengat.  Penyempitan DTR di Pekanbaru lebih disebabkan oleh kenaikan suhu minimum tahunan yang sangat signifikan sebesar 5.7 °C per 100 tahun yang lebih besar dari kenaikan suhu maksimum sebesar 2.0°C per 100 tahun.  Kenaikan suhu minimum di Pekanbaru mulai terjadi semenjak tahun 2000 sejalan dengan perkembangan kota.  Indikasi lain adalah kenaikan signifikan suhu jam 18.00 yang cukup besar  yaitu 7.6°C per 100 tahun dan suhu jam 07.00 sebesar 6.6°C per 100 tahun.

Kata Kunci

efek pulau panas perkotaan, DTR, perubahan iklim, daerah perkotaan, suhu minimum UHIE, DTR, climate change, urban area, minimum temperature

Rincian Artikel